Bagi umat Muslim mungkin sudah tidak asing lagi dengan ‘shalat tahajud’. Tiap kali ditanya apa itu shalat tahajud pasti dijawab “shalat tahajud adalah shalat yang dilakukan sepertiga malam”. Itu betul sekali, namun yang pasti bukan masalah pengertian tahajud yang ingin dibahas dalam tulisan ini melainkan manfaat dari shalat tahajud itu sendiri.
Sangat disayangkan jika pemahaman Muslim tentang shalat tahajud
hanya dianggap sebagai suatu ibadah saja tanpa mengetahui adanya
kebaikan dan kelebihan yang bisa diperoleh oleh kita.
Lalu apakah kebaikan dan kelebihan yang kita peroleh dari mengerjakan sholat tahajud sementara yang lain sedang nyenyak tidur?
Dari sisi logis, mungkin kita tidak mengerti bahwa perintah Allah
itu mendatangkan kebaikan. Sesungguhnya Shalat Tahajud meneguhkan iman
kita, jiwa kita, mental kita untuk menghadapi masalah hidup duniawi dan
lain-lain.
Kemudian dari sisi sains pengobatan, kita akan menghirup oksigen di
atmosfer bumi sekitar jam tiga pagi hingga terbit matahari sehingga
ketika menggerakkan otot-otot yang berada dalam tubuh kita maka akan
membuat badan kita segar dan melancarkan aliran darah di tubuh kita.
Oksigen akan hilang dari atmosfer bumi selepas matahari terbit dan tidak
datang lagi sampai besok pagi. Hanya manusia yang bangun pada waktu ini
yang dapat menikmati oksigen tersebut.
Coba kita kaji pergerakan otot-otot kita ketika shalat!
Secara kasar, pertama kita berdiri tegak kemudian mengangkat kedua
tangan (bertakbir) dan meletakkan tangan di atas dada. Gerakan-gerakan
tersebut telah membesarkan rongga dada kita sehingga paru-paru akan
terasa lapang.
Ketika sujud, seluruh berat badan tertumpu sepenuhnya di atas
otot-otot kedua tangan, kaki. Dalam gerakan ini banyak otot persendian
yang kita gerakan di antaranya dada, perut, punggung, leher dan
otot-otot kaki.
Setelah itu kita bangkit dari sujud. Kita duduk, kemudian kita
sujud lagi dan sesudah itu kita berdiri kembali. Dalam gerakan kali ini
secara automatik kita telah menggerakkan sejumlah besar otot-otot di
dada , bahu, lengan, perut, punggung, paha, kaki bagian bawah dan
otot-otot lainnya. Selain itu kita juga melakukan dua jenis duduk,
pertama duduk antara dua sujud dan kedua duduk tasyahud. Kedua jenis
duduk ini menggerakkan tumit , pangkal paha, selangkangan, jari-jari
kaki dan lain-lain.
Ketika kita memberi salam, kita menggerakkan otot-otot leher tengkuk dan lain-lain.
Kalau kita lihat dari dua hal diatas yaitu menghirup oksigen yang
keistimewaan gerakan-gerakan shalat, semuanya itu sudah tentu akan
menyehatkan tubuh kita. Sholat Tahajud bisa juga menjauhkan penyakit
pinggang yang selalu menyerang orang yang banyak tidur dan bangun lewat
dari tidur malam.
♦♦♦
Mengapa Allah menyuruh kita bangun di tengah malam untuk
melaksanakan Shalat Tahajud? Apa rahasia dibalik perintah Allah
tersebut?
Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri kepada Allah SWT, penghapus dosa dan pengusir penyakit dari dalam tubuh”. (HR at-Tirmidzi).
Dari hadits tersebut jelas sekali bahwa dengan melaksanakan shalat tahajud dosa kita akan terhapus dan selain itu tubuh kita pun akan menjadi lebih sehat. Beberapa data ilmiah membuktikan adanya hubungan shalat tahajud dengan kesehatan, di antaranya adalah sebagai berikut :
Dr. Abdul Hamid diyab dan Dr. Ah Qurquz mengungkapkan bahwa shalat
malam atau shalat tahajud dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita
sehingga tidak mudah terkana penyakit. Hal ini terjadi karena ketika
orang bangun tidur malam hari, berarti menghentikan kebiasaan tidur dan
ketenangan terlalu lama yang merupakan salah satu faktor pencetus
terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Aktifitas shalat malam, untuk
menghadap Allah SWT. akan menenangkan hati dari segala kegundahan dan
kegelisahan hidup yang dialami.
Bangun malam dapat menjadikan tubuh bugar dan bersemangat, serta
terhindar dari penyakit punggung pada usia tua. Dalam salah satu
penelitian medis terbukti bahwa orang-orang yang terbiasa shalat malam
relatif lebih aman dari serangan penyakit pada tulang punggung dari pada
orang-orang yang tidak shalat malam.
Shalat Tahajud memiliki kandungan aspek meditasi dan relaksasi yang
cukup besar, dan memiliki pengaruh terhadap kejiwaan yang dapat
digunakan sebagai strategi penanggulangan adaptif pereda stres.
Sebagaimana juga dijelaskan Dr.M.Soleh bahwa stres punya pengaruh yang
besar terhadap ketahanan tubuh seseorang. Dan stres, baik fisik maupun
psikis menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan tubuh (hormon) cukup
banyak dan penguapan dari tubuh yang lebih cepat.
Dalam bidang bio-teknologi, shalat tahajud dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan respon ketahanan tubuh dan menghilangkan rasa nyeri pasien
yang terkena penyakit kanker. Dalam bidang ini pula shalat tahajud
dapat meningkatkan respons emosional positif yang efektif dalam
menegakkan anastesis pra bedah.
Shalat tahajud yang dikerjakan dengan penuh kesungguhan, khusyu,
tepat, ikhlas dan terus menerus diyakini dapat menumbuhkan persepsi dan
motivasi positif yang dapat menghindarkan reaksi stres.
♦♦♦
Prof. Dr. Muhammad Sholeh, dari Surabaya, telah membuktikan satu
dari sekian banyak ilmu yang terkandung di dalam Al-Quran secara ilmiah
menurut Ilmu Kedokteran, melalui penelitian disertasi dalam bidang Ilmu
Kedokteran pada program pascasarjana Universitas Surabaya, dengan judul
“Pengaruh Shalat Tahajud Terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan
Tubuh Imunologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi”.
Beliau menyimpulkan, jika melakukan shalat tahajud secara rutin,
benar gerakannya, ikhlas dan khusuk niscaya (dengan seijin Allah SWT)
akan terbebas dari penyakit infeksi dan kanker. Penelitian ini
melibatkan 41 responden siswa SMU di Surabaya.
Dari 41 siswa tersebut, hanya 23 yang sanggup menjalankan shalat Tahajud selama 1 bulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan shalat Tahajud selama 2 bulan. Shalat Tahajud dimulai pukul 02.00 – 03.00 sebanyak 11 rakaat, dengan dua rakaat sebanyak 4 kali dan ditutup shalat witir sebanyak 3 rakaat. Dan selanjutnya, hormone kortisol (hormon stres) dari 19 siswa tersebut diperiksa di 3 laboratorium di Surabaya (Pramitha, Prodia dan Klinika).
Dari 41 siswa tersebut, hanya 23 yang sanggup menjalankan shalat Tahajud selama 1 bulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan shalat Tahajud selama 2 bulan. Shalat Tahajud dimulai pukul 02.00 – 03.00 sebanyak 11 rakaat, dengan dua rakaat sebanyak 4 kali dan ditutup shalat witir sebanyak 3 rakaat. Dan selanjutnya, hormone kortisol (hormon stres) dari 19 siswa tersebut diperiksa di 3 laboratorium di Surabaya (Pramitha, Prodia dan Klinika).
Kadar kortisol siswa yang shalat tahajud dengan rutin berbeda
dengan siswa yang tidak melaksanakan shalat tahajud. Mereka yang shalat
tTahajud memiliki kadar hormon kortisol yang rendah. Hal ini menandakan
mereka memiliki ketahanan tubuh yang kuat dan kemampuan individu yang
tangguh sehingga mampu menanggulangi masalah-masalah sulit dengan lebih
stabil.
Hormon kortisol adalah salah satu hormon stres. Kadar hormon ini
semakin meninggi ketika kita dalam keadaan stres. Dengan kadar hormon
yang tinggi kita lebih mudah berbuat salah, sulit berkonsentrasi dan
daya ingat kurang baik.
Dengan melaksanakan shalat tahajud yang dilakukan secara rutin,
ikhlas dan khusuk akan mampu menciptakan karakter baru serta tangguh
bagi pelaksananya, sehingga akan memiliki persepsi dan motivasi yang
positif serta akan terhindar dari stres.
Mungkinkah itu maksud firman Allah pada QS Al-Isra’; 79 di atas
tentang diangkatnya orang-orang yang melaksanakan shalat tahajud ke
tempat yang terpuji? Wallahu’alam. (islampos/berbagaisumber)
Sumber : http://www.jurnalhajiumroh.com/
Sumber : http://www.jurnalhajiumroh.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar